Wednesday, October 9, 2024
31 C
Gresik

Lazismu Jabar Jalin Kerja Sama dengan Dirjen Kementan RI Untuk Program Tani Bangkit di Jawa Barat

BANDUNGMU.COM, Bandung — Program Tani Bangkit hadir sebagai inisiatif untuk memberdayakan petani melalui sistem pertanian terpadu dan ramah lingkungan berbasis komunitas, dengan tujuan menjadikan petani sebagai penggerak ekonomi di Indonesia. Program ini berkolaborasi dengan Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Muhammadiyah di berbagai tingkatan struktural.

Wakil Ketua Badan Pengurus LazisMu Jawa Barat Wati Setia Ningsih berharap agar kerja sama ini terus berlanjut, khususnya dengan Kementerian Pertanian melalui Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP). “Kami berharap kerjasama ini berkelanjutan dalam berbagai sektor, seperti pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan, demi meningkatkan perekonomian negara,” ujar Wati.

Direktur Jenderal BSIP Fadjry Djufry menyambut baik kerja sama ini dan menegaskan komitmen pihak Kementan RI untuk bersinergi dengan Muhammadiyah, sebagaimana yang dituangkan dalam nota kesepahaman (MoU) yang akan ditandatangani oleh kedua pihak.

Program Tani Bangkit mencakup berbagai inisiatif, termasuk pendirian Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pertanian Terpadu, pelatihan sistem integrasi pertanian dan peternakan, serta pengenalan model pertanian ramah lingkungan. Selain itu, kelompok petani akan dibentuk untuk mengelola pascapanen secara mandiri.

Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM), wadah petani yang dibentuk oleh MPM Muhammadiyah, berfokus pada jihad kedaulatan pangan. Muhammadiyah percaya bahwa kedaulatan pangan adalah ciri kemerdekaan sebuah bangsa, dan pangan merupakan kebutuhan mendasar yang harus dikelola secara mandiri oleh negara tanpa ketergantungan pada korporasi pangan.

Muhammadiyah memandang pentingnya upaya bersama dalam mewujudkan kedaulatan pangan dengan memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah. Dengan semangat ini, JATAM mengajak pelaku usaha pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan untuk bergabung dan berkontribusi.

JATAM mendorong penerapan budidaya komoditas pangan yang baik, mengurangi penggunaan pupuk dan obat kimia yang berbahaya, serta mempromosikan kembali pertanian organik. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas sekaligus mengurangi ketergantungan pada produk kimiawi.

Salah satu solusi yang ditawarkan JATAM adalah pola Pertanian Terpadu, yang menggabungkan pertanian, peternakan, dan perikanan dalam satu sistem, sehingga biaya produksi dapat ditekan dan pendapatan petani meningkat.

Prinsip keadilan dalam perolehan hasil juga ditekankan oleh JATAM, di mana petani berhak mendapatkan keuntungan yang layak dari hasil kerja keras mereka, sementara konsumen mendapatkan harga pangan yang adil dan terjangkau. JATAM terbuka bagi siapa saja yang memiliki pandangan serupa tentang pentingnya kedaulatan pangan, tanpa memandang latar belakang suku, agama, atau golongan.***



sumber berita ini dari bandungmu.com

Author

Hot this week

Topics

spot_img

Related Articles