Breaking News
Categories
  • #muktamar muhammadiyah aisyiyah 48
  • Acara
  • Berita Organisasi
  • Berita Sekolah
  • Cerpen
  • Featured
  • Gerak
  • Kabar
  • Kegiatan Mahasiswa
  • Kegiatan Sekolah
  • Keislaman
  • Muhammadiyah News Network
  • Muhammadiyah or id
  • Palestina
  • Pendidikan dan Pelatihan
  • Politik
  • PWMU CO
  • Resensi buku
  • Srawung Sastra
  • Tarjih
  • TVMU
  • Uncategorized
  • Video
  • wawasan
  • Moderasi Beragama sebagai Jawaban atas Tantangan Pluralitas

    Mar 23 202466 Dilihat

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA – Moderasi beragama menjadi titik vital menghadapi pluralnya pandangan – ideologi dan gerakan, dan Muhammadiyah sejak awal kelahiran sudah mentasbihkan diri sebagai gerakan moderat.

    Hal itu disampaikan Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Dadang Kahmad pada Jumat (22/3) dalam Diskusi Buku dan Workshop Literasi Digital Moderasi Beragama yang diadakan Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).

    “Muhammadiyah sebagai organisasi masyarakat yang sejak awal itu moderat dilihat dari sisi ideologi, kita ini kalau runtut ideologi Muhammadiyah itu akan tergambar bahwa kita adalah organisasi moderat,” katanya.

    Gerakan moderat yang ditempuh oleh Muhammadiyah itu tercermin jelas pada Muktamar ke-48 yang menghasilkan Risalah Islam Berkemajuan (RIB). Dalam RIB ini disebutkan salah satu karakter Muhammadiyah adalah wasathiyah atau tengahan.

    Karakter wasathiyah atau tengahan dan moderat ini berdampingan dengan karakter lain yaitu Tauhid, berdasar Al Qur’an dan Hadis, Ijtihad, dan yang kelima adalah Rahmatan lil alamin atau menjadi rahmat bagi seluruh alam.

    Moderasi yang ada dalam tubuh Muhammadiyah ini juga tercermin dalam diri pendirinya, KH. Ahmad Dahlan. Dadang menceritakan, sikap moderat Kiai Dahlan itu mudah bergaul dengan siapa saja bahkan dengan yang berbeda keimanan.

    “Kiai Haji Ahmad Dahlan sering mengunjungi berbagai macam kelompok orang, termasuk ke Gereja Katolik, ke mana berdiskusi itu adalah menandakan Kiai Ahmad Dahlan adalah moderat,” tutur Dadang.

    Pluralisme sebagai keniscayaan, imbuh Dadang, telah disebutkan dalam Al Qur’an. Perbedaan yang ada bukan untuk diperuncing dan alasan berpecah belah, melainkan sebagai cara untuk melakukan perlombaan dalam kebaikan.

    Kebencian yang muncul akibat perbedaan juga sangat dibenci Allah SWT. Oleh karena itu, Allah SWT juga memerintahkan untuk berbuat adil meskipun kepada seseorang yang berbeda bahkan yang dibenci.

    sumber berita ini dari muhammadiyah.or.id

    Author

    Share to

    Written by

    muhammadiyah.or.id adalah website resmi persyarikatan Muhammadiyah. Dan dikelolah oleh PP Muhammadiyah

    Related News

    Muhammadiyah Maksimalkan Wakaf dalam Sek...

    by Aug 27 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA—Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ahmad Dahlan Rais, menekankan pen...

    Muhammadiyah Proyeksikan Kemandirian Eko...

    by Aug 27 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA—Universitas Muhammadiyah Surakarta menjadi saksi berkumpulnya sekita...

    ‘Aisyiyah Dorong Pengarusutamaan E...

    by Aug 27 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) harus menjadi arus ut...

    Pendidikan Inklusif Muhammadiyah Diapres...

    by Aug 27 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, KENDARI – Evangelis (Ev) Munfaridah dari Majelis Gereja Kebangunan Kalam Allah...

    Menelusuri Ragam Metode Penentuan Hukum ...

    by Aug 26 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA — Manhaj Tarjih Muhammadiyah dirancang untuk menjaga relevansi dan ...

    Bukan Gedungnya, Tapi Mentalitas Kolonia...

    by Aug 26 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA — Dalam wawancara yang disiarkan pada Sabtu (24/08) di acara ROSI, Kom...

    No comments yet.

    Sorry, the comment form is disabled for this page/article.
    back to top