Breaking News
Categories
  • #muktamar muhammadiyah aisyiyah 48
  • Acara
  • Berita Organisasi
  • Berita Sekolah
  • Cerpen
  • Featured
  • Gerak
  • Kabar
  • Kegiatan Mahasiswa
  • Kegiatan Sekolah
  • Keislaman
  • Muhammadiyah News Network
  • Muhammadiyah or id
  • Palestina
  • Pendidikan dan Pelatihan
  • Politik
  • PWMU CO
  • Resensi buku
  • Srawung Sastra
  • Tarjih
  • TVMU
  • Uncategorized
  • Video
  • wawasan
  • Muhammadiyah Hadir untuk Menggugah Kesadaran Literasi Bangsa Indonesia

    Jan 27 202439 Dilihat

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, PONOROGO – Kehadiran Muhammadiyah dari sejak lahir sampai sekarang tidak bisa dilepaskan dari literasi, khususnya di bidang jurnalistik yang dilakukan oleh tokoh-tokohnya.

    Kenyataan itu diungkapkan oleh Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Dadang Kahmad pada Jumat (26/1) di acara Seminar Nasional yang diselenggarakan Majelis Pustaka dan Informasi PP di Universitas Muhammadiyah Ponorogo (UMPO).

    Tinggi kesadaran literasi di kalangan Muhammadiyah saat itu hingga melahirkan Suara Muhammadiyah pada 1915. Majalah Suara Muhammadiyah tercatat di Rekor Muri sebagai majalah tertua yang tidak pernah berhenti terbit sejak berdiri.

    “Itu adalah bukti bahwa Muhammadiyah sangat memperhatikan terhadap jurnalisme. Bahwa kita tahu dakwah itu tidak hanya bersifat lisan, tapi juga bersifat tulisan, bahkan sekarang berbentuk digital,” kata Dadang.

    Namun Dadang menyayangkan kondisi tersebut berbeda dengan yang dialami oleh bangsa Indonesia secara mayoritas. Sebab, saat ini bangsa Indonesia mengalami lompatan dari tradisi lisan langsung ke tradisi audio visual.

    “Sehingga Indonesia itu lemah daya baca dan daya tulis. Produk-produk buku yang ada dari Indonesia itu (jarang) melompat ke luar negeri,” ungkap Dadang.

    Akan tetapi, kitab-kitab dari luar negeri menjadi bahan bacaan utama bangsa Indonesia. Khususnya dalam kitab-kitab Agama Islam, umat di Indonesia lebih sering membaca karya dari ulama-ulama Arab, India, sampai Afrika.

    Di Indonesia daya baca juga rendah, pasalnya dari 1000 penduduk hanya seorang saja yang menjadi pembaca buku. Padahal sebagai negara berpenduduk mayoritas Islam, harusnya membaca sebagai kebutuhan sebagaimana perintah pertama dalam Al Qur’an.

    Lebih-lebih kepada kader Muhammadiyah yang ingin meneruskan tradisi jurnalisme profetik, Dadang berpesan supaya untuk memperkuat daya baca. Tidak boleh merasa cukup hanya dengan daya dengar saja.

    Selain itu, sebagai penerus jurnalisme di Muhammadiyah harus memiliki semangat belajar yang tidak terputus. Hal itu sesuai dengan perintah pertama yang diterima Nabi Adam, yaitu untuk belajar mengenal nama-nama.

    Visits: 11

    sumber berita ini dari muhammadiyah.or.id

    Author

    Share to

    Written by

    muhammadiyah.or.id adalah website resmi persyarikatan Muhammadiyah. Dan dikelolah oleh PP Muhammadiyah

    Related News

    Muhammadiyah Maksimalkan Wakaf dalam Sek...

    by Aug 27 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA—Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ahmad Dahlan Rais, menekankan pen...

    Muhammadiyah Proyeksikan Kemandirian Eko...

    by Aug 27 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA—Universitas Muhammadiyah Surakarta menjadi saksi berkumpulnya sekita...

    ‘Aisyiyah Dorong Pengarusutamaan E...

    by Aug 27 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) harus menjadi arus ut...

    Pendidikan Inklusif Muhammadiyah Diapres...

    by Aug 27 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, KENDARI – Evangelis (Ev) Munfaridah dari Majelis Gereja Kebangunan Kalam Allah...

    Menelusuri Ragam Metode Penentuan Hukum ...

    by Aug 26 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA — Manhaj Tarjih Muhammadiyah dirancang untuk menjaga relevansi dan ...

    Bukan Gedungnya, Tapi Mentalitas Kolonia...

    by Aug 26 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA — Dalam wawancara yang disiarkan pada Sabtu (24/08) di acara ROSI, Kom...

    No comments yet.

    Sorry, the comment form is disabled for this page/article.
    back to top