Wednesday, October 23, 2024
31.7 C
Gresik

Tidak Tercerabut dari Akar Budaya, Kunci Kesuksesan Amal Usaha Muhammadiyah

MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Sebagai sebuah gerakan keagamaan, kesuksesan dakwah Muhammadiyah salah satunya ditopang oleh keberhasilan di bidang Amal Usaha Muhammadiyah (AUM).

AUM sendiri adalah ikhtiar amal saleh dan kemanfaatan yang bentuknya tidak semata-mata materi atau bendawi saja (tangible). Tetapi bisa juga dalam bentuk program-program non-fisik (intangible). Tujuan AUM yaitu menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Dalam forum Pengajian Buka Puasa Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Jepang, Senin (25/4), Ketua MDMC PP Muhammadiyah, Budi Setiawan menjelaskan bahwa keberhasilan AUM disebabkan oleh kemampuan adaptif Muhammadiyah terhadap budaya.

“Langkah berkemajuan Muhammadiyah itu tetap bercorak Keindonesiaan karena Kiai Ahmad Dahlan sejak awal memahami betul bahwa masyarakat Indonesia ini harus maju, modern, tapi tidak boleh kehilangan akarnya,” kata Budi.

Kata Budi, Kiai Ahmad Dahlan menampilkan dari berbagai sisi adaptif antara mengakomodasi kemajuan dengan tetap menampilkan inovasi yang bercorak lokal. Misalnya pada sisi pakaian, manajemen organisasi, hingga kurikulum dan sistem pedagogi.

“Perhatikan pada 10 tahun pertama. Muhammadiyah yang saat itu organisasi kecil bisa menyebar ke seluruh tanah air. Tidak mungkin terjadi kalau Muhammadiyah tidak menggunakan akar budaya sebagai coraknya,” imbuh Budi.

Untuk itu, dirinya menganggap berbagai PCIM di luar negeri pun bisa mengembangkan dakwah Muhammadiyah dengan cara yang sama, yaitu mengadopsi budaya atau corak lokal yang bersesuaian dengan nilai-nilai Persyarikatan.

“Apakah pengembangan Muhammadiyah di negara lain tidak bisa? Bisa. Asalkan nilai-nilai hakikinya dikembangkan dengan melakukan inovasi-inovasi yang adaptif disesuaikan sesuai akar budaya itu. Lakukan ijtihad berupa antisipasi, adaptasi dan inovasi,” pesannya.

Terakhir, dirinya berpesan agar penguatan sistem terus dilakukan oleh Muhammadiyah sebagai ciri organisasi modern yang tidak bergantung pada tokoh.

“Di era disrupsi ini tidak bisa dihadapi dengan cara-cara biasa, harus adaptif tanpa kita kehilangan akar gerakan. Muhammadiyah harus memikirkan cara produktif dan produktif untuk menjawab, bukan justru larut dalam efek yg dibawa oleh era disrurpsi,” pungkas Budi. (afn)

sumber berita ini dari muhammadiyah.or.id

Author

Hot this week

Pembukaan Pendaftaran MTQ IV LP2 PDM Gresik Resmi Dimulai

Girimu.com Lembaga Pengembangan Pesantren (LP2) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM)...

Mendikdasmen RI Abdul Mu’ti Ceritakan Sosok Yang Paling Berjasa Terhadap Hidupnya

BANDUNGMU.COM, Jakarta — Dalam sebuah acara sambutan yang penuh...

Santri Pesantren Muhammadiyah Kudus Raih Juara 2 Nasional Lomba Dirasah Islamiyah – Muriamu.ID

Muriamu.id – Kudus, 22 Oktober 2024 Santri Pesantren Muhammadiyah...

Bivitri Susanti: Korupsi Politik Lebih Kompleks dan Berdampak Langsung pada Masyarakat

BANDUNGMU.COM, Bandung – Pakar Hukum Tata Negara dan dosen...

IPM SMAM 7 Panceng Adakan Musyaran

Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) SMA Muhammadiyah 7...

Topics

Pembukaan Pendaftaran MTQ IV LP2 PDM Gresik Resmi Dimulai

Girimu.com Lembaga Pengembangan Pesantren (LP2) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM)...

IPM SMAM 7 Panceng Adakan Musyaran

Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) SMA Muhammadiyah 7...

Sekolah Muhammadiyah Harus Adaptif Hadapi Tantangan Pendidikan Modern

BANDUNGMU.COM, Bandung — Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dadang Kahmad...

Lazismu Bantu 1.000 Guru Honorer di Daerah Terpencil

BANDUNGMU.COM, Jakarta — Lazismu kembali menunjukkan komitmennya terhadap kesejahteraan...

Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan: Catatan Singkat Hari Santri

Judul di atas adalah tema hari santri tahun ini....
spot_img

Related Articles