MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mengungkapkan bahwa pada tahun 2021 tercatat sebanyak 8.803 kasus kekerasan terhadap perempuan dengan jumlah korban 8.912 perempuan. Menurut data, kekerasan fisik dan psikis adalah kekerasan yang paling banyak dialami perempuan dewasa dan sebagian besar terjadi di rumah tangga atau kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Diyah Puspitarini Sekretaris Pimpinan Pusat Aisyiyah mengatakan, melihat angka kekerasan terhadap perempuan yang semakin tinggi, Ia mengatakan dibutuhkan penguatan keluarga. Merespon berbagai fenomena kekerasan yang dialami perempuan dan anak, Pimpinan Pusat Aisyiyah menyusun program Penguatan Ketahanan Keluarga berbasis Keluarga Sakinah dengan Gerakan Qoryah Toyyibah.
“Program ini tidak hanya menyelesaikan masalah pada keluarga, namun juga aspek-aspek yang terjadi pada masyarakat, sehingga diharapkan masyarakatnya dapat berdaya,” tutur Diyah pada Sabtu (16/3) dalam Pengajian Ramadan 1445 H Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Univesitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
Dijelaskan Diyah, Gerakan Qoryah Toyyibah memiliki lima pilar pembinaan Keluarga Sakinah, yaitu meliputi pembinaan spiritual, pembinaan pendidikan, pembinaan ekonomi, pembinaan kesehatan dan pengelolaan lingkungan, serta pembinaan sosial.
“Karena prinsipnya keluarga adalah rumah utama dalam membangun peradaban,” jelas Diyah.
Selain dalam menguatkan keluarga, Aisyiyah melalui program BUEKA (Bina Usaha Ekonomi Keluarga ‘Aisyiyah) komitmen untuk meningkatkan ekonomi perempuan Indonesia.
“Sebagai gerakan pemberdayaan ekonomi umat, BUEKA dimaksudkan untuk menumbuhkan semangat kewirausahaan melalui pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM),” jelas Diyah.
Secara konsep, pemberdayaan BUEKA berbasis komunitas. ‘Aisyiyah di setiap daerah atau kampung-kampung memberikan pendampingan kepada ibu-ibu di tempat itu untuk memaksimalkan potensi yang mereka punya.
“Dalam usaha itu, ‘Aisyiyah mendampingi mereka untuk menumbuhkan wawasan, kreativitas, problem solving, dan inovasi yang semuanya menghasilkan produk yang bersifat ekonomis. ‘Aisyiyah juga memandu mereka memahami peta ekonomi dari hulu ke hilir serta memfasilitasi permodalan dari Koperasi ‘Aisyiyah,” jelas Diyah.
No comments yet.